Copyright © Belasah Jelah
Design by Dzignine
support by T3A
November 22, 2013

Mari Memberi dan Membagi

http://fav.me/d6q80g4

Makan banyak cam 1 lori
Pakai seluar sampai dah tak muat
Marilah kita selalu MEMBERI
Supaya ia menjadi MANFAAT

Kalau kita mahu diri kita dicintai oleh seseorang, makwe (tak yah ade lg bgus OK) ke bakal mak bapa mertua (bagi muke sikit) ke kan, kita perlulah banyak MEMBERI.

Kalau kita mahukan diri ini dipandang, dihormati, disanjungi dll (bukan untuk kerek), kita perlulah jadi orang yang berMANFAAT.

(gambar dari google)

Menjadi tangan yang memberi dan membagi itu lebih di sayangi, lebih dicintai. Kalau kita ada duit lebih dalam poket, sedekahkan lah kepada orang yang perlu/ meminta macam pengamen bermain alat musik, menari, tepuk tangan, main monyet dll. Kalau pendapatan kita melebihi dari keperluan keluarga, rumah, belajar dll, sampai rumah kita tak muat nak letak perabot lagi, sampai buku-buku dah berhabuk letak kat almari, sampai makanan kat rumah selalu tak habis; lebih baiklah kita sedekahkan kepada orang yang memerlukan macam orang miskin tak ade buku nak belajar, kawasan yang terjadi malapetaka atau perang macam Palestin Syria Kemboja Filipina, dll.

Malah dalam ibadah seperti haji. Salah satu syarat untuk haji adalah mampu. sekiranya ada dikalangan keluarganya mahupun jiran tetangganya dalam kekurangan sehingga kebuluran atau daif sesangat, lebih baik kita memberi kepada mereka terlebih dahulu harta kita untuk membantu. Kerana dalam syarat mampu itu termasuk jugak orang yang kita tinggalkan.

Baginilah agama Islam ajar. Bukan syok sendiri saje. Kita bukan hidup sendiri, bukan dalam satu kelompok, tapi meluas sampai ke seluruh alam.

Sedaya upaya lah kita MEMBERI MANFAAT.

(^n^)/









November 17, 2013

Siapakah Yang Sebenarnya Memiliki Sebuah Partai Politik?

     Lihatlah, bukankah ada banyak partai politik di negeri ini yang tidak ubahnya seperti kerajaan. Pucuk pimpinannya adalah ratu, mewarisi kedudukan itu dari orangtuanya, dan orangtuanya mewariskan posisi itu ke anak - anaknya? Lantas orang - orang di sekitarnya adalah keluarga dekat, kerabat, sanak famili, yang bisa merengsek ke posisi penting tanpa harus susah payah meniti karier politik. Apa kata ratu, semua anggota harus dengar. Apa kata ratu, semua angota harus tunduk. Omong kosong semua kongres, musyawarah, rapat, dan sebagainya. Omong kosong. Titah ratu adalah segalanya, di atas seluruh suara anggota partai. Ini membingungkan. Apakah partai itu sebuah kerajaan? Bukan lembaga paling demokratis di alam demokrasi?

     Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik?



     Lihatlah, bukankah ada banyak partai politik di negeri ini yang tidak ubahnya seperti perusahaan. Menajemen eksekutifnya adalah presiden direktur. Dia memenangi kompetisi pemilihan ketua partai dengan investasi, menyumpal seluruh pemilik suara, lantas seperti sudah membeli saham mayoritas, seluruh partai kemudian menjadi milik peribadinya. Apa kata presiden direktur, semua anggota harus taat. Dia bisa memecat siapa pun yang berseberangan pendapat. Dia bisa melakukan apa pun. Dimana letak demokrasinya jika partai politik sendiri tidak lebih dari perusahaan swasta? Dijadikan alat kepentingan bisnis, bahkan alat pertikaian, memperebutkan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan partai, seperti menjadikan partai sebagai alat memperebutkan kompetisi sepak bola.

     Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik?

     Bukankah banyak partai yang dikuasai elitenya saja. Apa kata elite, semua harus ikut. Jika elite pimpinan partai bilang A, semua anggota harus bilang A. Jika menolak, ditendang dari kepengurusan, disingkirkan.

     Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik?

    Siapa yang bekerja paling besar untuk kemajuan partai? Apakah mereka? Ratu? Presiden direktur? Elite partai?

*dipetik dari Negeri di Hujung Tanduk, Tere Liye.

October 14, 2013

Didik hawa nafsu

Krik krik
Krik krikk
Dah bersawang dah belog ni.
Nak kemas sikit lah.
Sikit je, bersihkan sawang je.
Labah labah biar hidup.

Sumber dari maksiat, nafsu berahi, dan kelalaian adalah keenangan pada hawa nafsu. Sedangkan sumber dari ketaatan, keterjagaan, dan pengekangan diri dari hal yang hina adalah membenci hawa nafsu.

Bagimu berteman dengan orang bodoh yang membenci hawa nafsunya lebih baik daripada berteman dengan orang pandai yang menyukai hawa nafsunya. Ilmu macam apakah yang dimiliki oleh orang alim yang menyukai hawa nafsunya, atau kebodohan apakah yang dimiliki oleh orang bodoh yang membenci hawa nafusnya.

Sumber perilaku yang tercela ada tiga.
1. condong kepada hawa nafsu
2. takut kepada manusia
3. cinta dunia

Condong kepada hawa nafus menimbulkan nafsu syahwat, kelalaian dan maksiat.
Takut kepada manusia menimbulkan sifat pemarah, dendam dan hasad.
Cinta dunia melahirkan penyakit, sifat tamak dan bakhil.

Sementara itu tekun melaksanakan sumber perilaku yang terpuji dapat menghapus dan memusnahkan semua hal tersebut, yaitu membenci hawa hawa nafsu dalam segala hal dan menghindarinya setiap waktu.


July 5, 2013

Menyambut Ramadhan




Melakukan amal yang terbaik
di bulan penuh Berkah


Mari berjuang bersama-sama