Copyright © Belasah Jelah
Design by Dzignine
support by T3A
October 14, 2013

Didik hawa nafsu

Krik krik
Krik krikk
Dah bersawang dah belog ni.
Nak kemas sikit lah.
Sikit je, bersihkan sawang je.
Labah labah biar hidup.

Sumber dari maksiat, nafsu berahi, dan kelalaian adalah keenangan pada hawa nafsu. Sedangkan sumber dari ketaatan, keterjagaan, dan pengekangan diri dari hal yang hina adalah membenci hawa nafsu.

Bagimu berteman dengan orang bodoh yang membenci hawa nafsunya lebih baik daripada berteman dengan orang pandai yang menyukai hawa nafsunya. Ilmu macam apakah yang dimiliki oleh orang alim yang menyukai hawa nafsunya, atau kebodohan apakah yang dimiliki oleh orang bodoh yang membenci hawa nafusnya.

Sumber perilaku yang tercela ada tiga.
1. condong kepada hawa nafsu
2. takut kepada manusia
3. cinta dunia

Condong kepada hawa nafus menimbulkan nafsu syahwat, kelalaian dan maksiat.
Takut kepada manusia menimbulkan sifat pemarah, dendam dan hasad.
Cinta dunia melahirkan penyakit, sifat tamak dan bakhil.

Sementara itu tekun melaksanakan sumber perilaku yang terpuji dapat menghapus dan memusnahkan semua hal tersebut, yaitu membenci hawa hawa nafsu dalam segala hal dan menghindarinya setiap waktu.


July 5, 2013

Menyambut Ramadhan




Melakukan amal yang terbaik
di bulan penuh Berkah


Mari berjuang bersama-sama
May 7, 2013

Puisi Rendra 1977


Menarik untuk dibaca
Matahari terbit pagi ini,
mencium bau kencing orok di kaki langit,
melihat kali coklat menjalar ke lautan,
dan mendengar dengung lebah di dalam hutan.
Lalu kini ia dua penggalah tingginya.
Dan ia menjadi saksi kita berkumpul di sini
memeriksa keadaan.
Kita bertanya :
Kenapa maksud baik tidak selalu berguna.
Kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga.
Orang berkata “ Kami ada maksud baik “
Dan kita bertanya : “ Maksud baik untuk siapa ?”
Ya ! Ada yang jaya, ada yang terhina
Ada yang bersenjata, ada yang terluka.
Ada yang duduk, ada yang diduduki.
Ada yang berlimpah, ada yang terkuras.
Dan kita di sini bertanya :
“Maksud baik saudara untuk siapa ?
Saudara berdiri di pihak yang mana ?”
Kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani yang kehilangan tanahnya.
Tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang-orang kota.
Perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja.
Alat-alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya.
Tentu kita bertanya :
“Lantas maksud baik saudara untuk siapa ?”
Sekarang matahari, semakin tinggi.
Lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala.
Dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya :
Kita ini dididik untuk memihak yang mana ?
Ilmu-ilmu yang diajarkan di sini
akan menjadi alat pembebasan,
ataukah alat penindasan ?
Sebentar lagi matahari akan tenggelam.
Malam akan tiba.
Cicak-cicak berbunyi di tembok.
Dan rembulan akan berlayar.
Tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda.
Akan hidup di dalam bermimpi.
Akan tumbuh di kebon belakang.
Dan esok hari
matahari akan terbit kembali,
Sementara hari baru menjelma.
Pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan.
Atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samudera.
Di bawah matahari ini kita bertanya :
Ada yang menangis, ada yang mendera.
Ada yang habis, ada yang mengikis.
Dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana !
(1977,W.S. Rendra)
April 23, 2013

Petunjuk



Hidayah

Petunjuk

Bimbingan

Lihatlah sekeliling
atas, bawah, kiri, kanan
insyaAllah pasti ada cahaya yang menunjuk jalan
tidak sekarang, mungkin nanti

“hai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” 
(QS ali Imran: 200)

Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu ada bersama dengan kesulitan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan 
(shahih)


(^o^)/

sekian. wallahu'alam